top of page

Cerita Aisyah Sriwulandari

KHU07569_edited.jpg

Awal mula aku mengetahui YTBN adalah dari Kak Anyo. Dan mengapa aku memutuskan untuk ikut bergabung di kegiatan ini adalah karena aku tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang diusung oleh Bakti Nusantara, niat YTBN yang sangat mulia, ingin membangun daerah 3T. Lokasi yang dipilih oleh YTBN pun sangat jarang digapai oleh komunitas lain.

 

Pada tanggal 22 Juni 2022, aku berangkat menggunakan pesawat Air Asia. Sempat dua kali di-reschedule oleh pihak maskapai, akhirnya berangkat juga rombongan Jakarta ke Lombok. Tiba di Bandara Lombok Zainuddin Abdul Madjid, kami dijemput oleh bus polda untuk berangkat ke Mataram. Dengan jarak tempuh sekitar 45 menit, kami tiba di mess batalyon Wira Yudha Udayana 742. 

 

Hari pertama kami menginap di mess tersebut dengan 2 rumah, 1 untuk perempuan dan 1 untuk laki-laki. Di hari tersebut kami gunakan untuk berkenalan dengan relawan lainnya. Dengan asal dan latar yang berbeda, kami dengan cepat dapat berkenalan satu sama lainnya. Muncul perasaan yang sangat senang, bangga tak ternilai bisa bertemu abang-kakak dari semua kalangan, asal dan latar yang berbeda.

 

Keesokan harinya tanggal 23 Juni, hari yang kita tunggu-tunggu pun tiba. Dengan menggunakan 2 truk TNI, kami semua berangkat ke lokasi yang akan kita tuju, desa Aik Mual, Lombok Barat. Perjalanan ke Aik Mual, sangat sulit dijangkau oleh mobil biasa, karena medan jalan yang sangat berat, dan sebagian belum diaspal. Sepanjang jalan semua relawan sangat takjub dengan pemandangan yang disajikan. Langit yang biru dan cuaca yang sangat cerah. Setelah 2 jam perjalanan, kami pun tiba di Aik Mual. 

 

Sangat terharu dan bahagia bisa sampai di Aik Mual, yang bahkan pejabat atau warga daerah sana pun mungkin tidak mengetahui ada dusun di daerah Lombok Barat yang bernama Aik Mual.

 

Salah satu momen yang berkesan adalah ketika terkena prank dimarahin Bang Andito karena berulang tahun.

 

Momen berkesan lainnya juga ketika mempersiapkan kegiatan kemah perdamaian di hari pertama kegiatan. Dibantu oleh Bang Firman dan Bang Galih terutama Kang Zeze yang sangat sigap mempersiapkan keperluan kemah, memasang tiang bendera pramuka, bendera merah putih, membuat pionir. Aku pun diajarin untuk membuat tandu, menggunakan tali temali, membuat simpul 8 serta kegiatan lainnya. Kang Zeze yang ga pernah ngeluh jika ada perlengkapan yang kurang, bahkan Kang Zeze mencari dan bertanya ke warga sekitar jika ingin mencari tambahan tiang, tunas kelapa, paku, kayu bakar, bensin. Thank you, Kang.

 

Mengikuti kemah perdamaian juga merupakan pengalaman yang berkesan. Bisa mengenal dan bekerjasama dengan relawan kemah perdamaian, ada Kak Shree, Bang Firman, ada juga kakak-kakak MoP (Messenger of Peace), ada Kak Nauli, Kak Erwin, Kak Pras, Kang Zeze, Kak Imam, serta kakak-kakak dari DKC Mataram, ada Kak Citra, Kak Andin, Kak Majdi, Kak Thommy dan Kak Adam. Senang bisa mengenal semuanya yang sangat ceria dan penuh dengan aura bahagia. Belajar tentang kepramukaan, pentingnya untuk selalu bergotong-royong, disiplin, berani dan beradaptasi di segala kondisi. Dan sungguh menyenangkan ikut MoP dance, melakukan tepuk pramuka serta salam perdamaian.

 

Selama berkegiatan di sana, aku sering didatangi oleh anak bernama Anis, si anak viral di semua relawan. Anis sangat gampang dekat dengan semua kakak-kakak. Anis sangat senang melihat banyak kakak-kakak yang bisa diajak main. Dari aku sendiri suka ngobrol dengan Anis, dan mendengar cita-cita dia yang ingin menjadi polisi kemudian berubah lagi jadi pilot. Anis suka membantu kegiatan yang aku lakukan, membantu mencari tiang untuk mengikat bendera pramuka. Dia sangat antusias jika Anis dilibatkan dengan apa yang kita lakukan.

 

Saat tiba waktunya meninggalkan Aik Mual, pasti ada perasaan sedih, dan juga ada perasaan bangga karena bisa ikut ber-Bakti Nusantara di Aik Mual, Semoga kegiatan yang kita lakukan bisa berimpact besar buat warga Aik Mual.

 

Selama berkegiatan bersama para relawan, sungguh aku bersyukur karena bisa bertemu dengan abang kakak yang sangaaaat baik-baik. Bahkan sangat terharu pas pertama kali tiba di mess batalyon, Bang Aryo langsung mengenali saya dan memberi tangan dia sambil mengucapkan, “Ini Icha ya?” padahal aku bertemu bang Aryo baru pertama kali. Pernah zoom bareng tapi ramean dan itu pun cuman beberapa kali, tetapi Bang Aryo dengan mudahnya mengapresiasi orang dengan mengingat nama. (Terima kasih abang, aku harus belajar banyak agar gampang mengingat nama orang). 

 

Selama di lokasi kegiatan, abang kakak relawan sangat kooperatif. Bahkan jika kegiatan mereka sudah selesai, masih mau membantu kegiatan yang lainnya. Bener-bener azas gotong-royong sangat dijunjung di Bakti Nusantara ini.

 

Ada beberapa cerita menarik yang kudapat di sana. Seperti kisah mitos golok pramuka yang tidak boleh dicabut. Setelah dicabut oleh Kang Zeze, terjadilah tragedi tenda yang terbang dan turun hujan, padahal dari kemarin di Aik Mual cerah.

 

Ada juga cerita ketika Pak Herman meminta alat pembersih toilet dan berinisiatif mengajak teman UII dan relawan lainnya untuk membersihkan toilet di samping mushola. Menurutku hal itu sangat berkesan, karena posisi teman-teman UII ikut BN kali ini sebagai tim dokumentasi, tetapi mereka dengan sigap ingin membersihkan toilet agar relawan-relawan lainnya bisa lebih nyaman menggunakannya.

 

Di saat jam istirahat, saya beserta kakak-kakak pramuka lain ke samping sekolah dan bercengkrama dengan ina-ina yang berjualan. Kami pun membeli dagangan ina tersebut (Ina dalam bahasa lombok artinya ibu). Ina tersebut menjual lupis dan pecel khas lombok. Ina sangat antusias menjelaskan makanan tersebut ke kami.

 

Semoga Bakti Nusantara tetap eksis ke depannya, bisa membangun 999 pustu lainnya. Semoga YTBN selalu memberi manfaat ke banyak orang, selalu menginspirasi orang-orang dan semoga bisa menjangkau ke daerah 3T lainnya, khususnya pulau yang belum didatangi seperti pulau Sulawesi dan pulau Kalimantan. 

 

Bakti Nusantara! Untuk Indonesia! 
 

 

Aisyah Sriwulandari (Jakarta) - Inspirasi Nusantara (PIC Kemah Perdamaian)

Karyawati Swasta

IG: @aisyahsriwulandari 

FB: Aisyah Sriwulandari

bottom of page