top of page

Cerita AKBP Zaenal Arifin SIK

Kevin Kegan.png

Terperosoknya mobil yang mengangkut relawan bersama Tim Dinas Perhubungan Kabupaten Natuna di tengah perjalanan menuju Kampung Tua Segeram, Natuna, menjadi salah satu gambaran nyata perjuangan pelaksanaan Program Bakti Nusantara 2019. Relawan bersama Tim Dinas Perhubungan harus bersusah payah mendorong mobil itu keluar dari jalur berpasir. Butuh tenaga ekstra agar mobil itu bisa keluar untuk kemudian melanjutkan perjalanan. 

 

Saya yakin perjuangan itu baru sebagian kecil dari daya serta upaya dalam rangka mengangkat derajat masyarakat di Kampung Tua Segeram – termasuk wilayah sekitarnya: Sedanau, Kelarik dan Batubi – agar lebih bermartabat dan tidak lagi menjadi wilayah tertinggal dibandingkan daerah lain yang ada di Indonesia.

 

Selama rangkaian kegiatan Program Bakti Nusantara dilaksanakan 19-25 September 2019 di Kampung Segeram, Kelurahan Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, saya meyakini rekan-rekan relawan dari Yayasan Bakti Tunas Nusantara – dan berbagai pihak yang ikut berkolaborasi di dalamnya: Kemendikbud, Pemerintah Kabupaten Natuna, TNI, Polri, Melayu Raya, Wardah, Bosch Indonesia, Ikastara Pertamina, Andro Mining, Ekasa, dan Medco E&P Natuna – telah mencurahkan  segenap kemampuan dalam memberikan pengajaran bagi saudara-saudara kita yang berada di kawasan perbatasan Utara Indonesia itu.

 

Hibah lahan, pembangunan sekolah, penyelenggaraan rumah sakit lapangan, hingga peningkatan kapasitas guru dan tenaga kesehatan  yang telah dilaksanakan selama rangkaian Bakti Nusantara 2019 tentunya diharapkan mampu memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat khususnya warga Kampung Tua Segeram.

 

Segala upaya yang telah dilakukan itu merupakan sebuah bentuk ikhtiar dalam menciptakan generasi unggul di wilayah perbatasan Utara Indonesia itu. Dibangunnya SMP Negeri 3 Satu Atap lengkap dengan fasilitas perpustakaan dan laboratorium komputer di Kampung Tua Segeram adalah sebuah bentuk upaya menciptakan generasi masyarakat setempat yang berdaya saing.

 

Saya meyakini segala bentuk upaya kebaikan akan memberikan manfaat dan mampu menjadi magnet dalam menularkan kebaikan itu sendiri.

 

Saya teringat sebuah kisah seorang gadis muda di sebuah desa miskin yang berupaya merubah nasib warganya. Dalam perjuangannya, gadis muda ini berupaya keras mengorbankan kesenangannya, membelanjakan apa yang dia miliki untuk merubah masa depan desanya – membeli buku, perlengkapan sekolah dan sebagainya agar generasi di desanya menjadi orang yang cerdas dan tidak terbelakang lagi. 

 

Sampailah suatu ketika gadis muda ini mendapat kesempatan bertemu seorang kaya di kota. Kepadanya Si Gadis Muda menceritakan apa yang menimpa warga desanya, dan berharap Tuan Kaya yang dia temui bisa mengulurkan bantuan.

 

Singkat kata, kepada Si Tuan Kaya gadis muda itu mengajukan sebuah permintaan, yakni meminta sekantong bibit kacang tanah dan berjanji akan mengembalikannya suatu saat nanti. Sekembalinya ke desa, Si Gadis Muda kemudian membuat sebuah gerakan menanam kacang tanah di rumah-rumah warga miskin. Usaha gigihnya berbuah hasil. Bibit kacang tanah yang dia tanam tumbuh subur dan menghasilkan kacang tanah yang baik yang kemudian memberikan kemakmuran bagi warga desa itu.

 

Bagi saya, kisah gadis muda ini tidak ubah dengan apa yang terjadi selama Program Bakti Nusantara 2019 berlangsung. Saya melihat wajah-wajah riang masyarakat setempat menerima pengajaran. Wajah-wajah dengan senyum kebahagiaan, wajah penuh harapan dalam menyongsong masa depan.

 

Melalui Program Bakti Nusantara 2019, Yayasan Tunas Bakti Nusantara bersama segenap pihak yang terlibat telah pun menunjukkan sebuah kegigihan dalam membantu sesama, mengupayakan perkampungan tua di Kabupaten Natuna ini keluar dari permasalahan yang bisa saja masih terjadi di wilayah lain yang ada di Indonesia.

 

Program Bakti Nusantara yang merupakan ikhtiar dan tawakal tentunya harus kita pertahankan sebagai upaya mempertahankan prinsip hidup dan menularkan nilai-nilai kebaikan dan gotong royong di tengah-tengah masyarakat.

 

Sebagai sesama alumni SMA Taruna Nusantara, kita tentunya sepaham bahwa nilai-nilai kepedulian terhadap sesama haruslah dipegang erat dan ditanamkan dalam dada. Hal ini tentu pula sepadan dengan apa yang ditekankan kepada kita selama menjalani pendidikan, yakni menjunjung tinggi nilai-nilai kejuangan, kebangsaan dan kebudayaan.

 

Membaca kisah Gadis Muda yang kemudian dipadukan dengan apa yang ditekankan kepada kita selama menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara, tentu sebuah keniscayaan bagi kita untuk mempraktikkan nilai-nilai kebaikan dan keikhlasan serta melakukannya dengan optimal.

bottom of page