top of page

Cerita Dimas Mahendra

Kevin Kegan.png

Perkenalkan nama saya Dimas Mahendra, saya berusia 18 tahun. Saya lahir pada tanggal 17 bulan Oktober tahun 2000. Saya dilahirkan di sebuah desa yang berada di ujung kota yakni Desa Cikijing Kabupaten Majalengka yang merupakan desa paling ujung selatan Kabupaten Majalengka. Saya adalah anak terakhir dan satu anak laki-laki dalam 3 bersaudara, sering dijuluki si “anak bungsu”. Saya mempunyai hobi yang lumayan banyak, terutama senang berolahraga, membaca dan menulis. Saya adalah seorang mahasiswa semester 3. Saat ini saya sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi swasta yang ada di Kabupaten Kuningan dimana saya mengambil Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU). Keseharian saya adalah belajar di bangku kuliah menjalankan peran saya sebagai mahasiswa. Selain mengikuti pembelajaran di kampus, saya juga sering melakukan kegiatan yang sifatnya sosial masyarakat, bergerak dalam bidang literasi juga kegiatan kepemudaan.

​

Berbicara tentang kegiatan Bakti Nusantara, saya mempunyai pengalaman yang sangat berharga di pertama kalinya saya ikut kegiatan ini. Berdasarkan sumber, kegiatan BN yang saya ikuti saat itu adalah memasuki BN di tahun keempat penyelenggaraan, pada 2019 di Desa Segeram Kabupaten Natuna Kepulauan Riau. Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih telah diikutsertakan dalam kegiatan Bakti Nusantara tahun 2019 ini. Bakti Nusantara adalah gerakan yang dilandasi oleh semangat kepedulian, persaudaraan, kemanusiaan, dan gotong royong untuk mendorong pembangunan di wilayah tertinggal, terluar dan terdepan Indonesia. Kegiatan ini mempunyai 3 (tiga) misi utama yaitu kesejahteraan (Bangun Nusantara), kesehatan (Sehat Nusantara) dan pendidikan (Inspirasi Nusantara). Di kegiatan yang pertama kali saya ikuti ini saya tergabung dalam sebuah Tim Inspirasi Nusantara beranggotakan 3 orang, ada Kang Zeze, saya, dan Kang Iman. Kami bertiga berasal dari kota Kuningan Jawa Barat. Kami disini mempunyai tugas untuk membangun sebuah Taman Bacaan Masyarakat disana. Kami berkegiatan dari tanggal 22 – 26 September 2019. Sebelum berangkat untuk berkegiatan di Bakti Nusantara, saya bersama 2 anggota tim  lain mempersiapkan segala kebutuhan yang akan kami bawa ke Segeram, Natuna, Kepulauan Riau. Kami mempersiapkan kebutuhan itu selama 1 minggu penuh hingga terkumpul dalam sebuah dus yang berjumlah 8 dus, lumayan banyak dan membuat kami agak kewalahan ketika membawa barang-barang itu. Setelah semua kebutuhan dirasa cukup, tanggal 21 September 2019 kami berangkat dari Kuningan ke Jakarta tepatnya ke Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Kami berangkat menggunakan mobil dinas perpustakaan daerah Kabupaten Kuningan. Jarak dari Kuningan menuju Jakarta ditempuh dalam  waktu 4 jam, terhitung berangkat pukul 8.00 WIB dari Kuningan dan sampai di Jakarta tepat pada pukul 12.00 WIB. Sesampainya di Jakarta, kami mengunjungi tempat makan dulu untuk makan siang karena kelelahan di jalan. Setelah itu kami bergegas menuju Lapangan Udara (LANUD) Halim Perdana Kusuma untuk beristirahat disana. Kemudian, kami bertiga bermalam di Mess Pringgodani bersama para relawan lain yang turut hadir pada hari itu. Malam harinya di mess itu, ini adalah awal saya bertemu para relawan lain yang notabene adalah orang-orang yang sangat luar biasa hebatnya, semua relawan ini hadir dari berbagai macam jenis profesi, ada yang latar belakangnya sebagai dokter, PGRI, tentara, pegiat literasi, peternak, dan lain-lain. Semua relawan ini berasal dari berbagai macam daerah, dan juga banyak di dominasi oleh Alumni SMA Taruna Nusantara. Bagi saya mereka semua adalah orang yang menginspirasi saya. Kegiatan malam ini dibalut dengan acara makan malam, briefing relawan dan tentunya saling berkenalan satu sama lain. Singkat cerita, kami selesai makan malam dan briefing tentang kegiatan yang akan dilaksanakan di Kampung Segeram nanti. Semua relawan bergegas ke kamar tidur untuk beristirahat karena besok paginya kami semua akan berangkat menuju Lapangan Udara Raden Sadjad yang ada di kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. 

​

Di hari pertama, saya dan tim Inspirasi Nusantara mulai bergerak untuk mendirikan Taman Bacaan Masyarakat. Saya bertemu dengan Pak Heru, ia adalah “pahlawan Segeram” dan Pak Heru ini adalah orang yang siap menyediakan tempatnya untuk dijadikan sebuah Taman Bacaan Masyarakat. Hari itu pula saya dan tim selesaikan tugas kami, mulai dari merapikan barang-barang, mengangkat kebutuhan kami dari posko menuju rumah Pak Heru menggunakan mobil Hilux. Di tengah teriknya matahari yang sangat menyorot, kala itu berada pada tiga puluh derajat Celcius. Sangat panas, sehingga membuat saya harus membuka baju saya untuk berkegiatan, saya dan tim mulai bergerak untuk menyulap tempat yang disediakan Pak Heru itu. Kami menyulap gudang solar menjadi sebuah taman bacaan masyarakat. Mulai dari merakit sebuah rak buku, memasangkan banner yang ukuranya sangat besar, dan merapikan buku-buku. Singkat cerita, terbentuklah sebuah taman bacaan masyarakat yang diberi nama Taman Bacaan Masyarakat Tunas Bakti Segeram. 

​

Kegiatan saya lainnya disini adalah bermain bersama anak-anak desa Segeram, ada si Wahyu, Jordi, Risma, Bela yang notabene mereka adalah siswa SD dan SMP. Mereka sangat senang dengan adanya Taman Bacaan Masyarakat ini, karena dengan adanya ini mereka bisa bermain sambil belajar. Kegiatan dari pagi sampai sore membuat saya lelah dan butuh istirahat. Setiap siang, sore, dan malam semua relawan selalu berkumpul untuk istirahat sholat dan makan (ISHOMA). Pada malam hari, saya bersama tim beristirahat di TBM yang sudah terbangun itu, tepat berada diatas danau, yang tiap pukul 8 malam airnya pasang. Ini membuat kami berempat waktu itu merasa sedikit takut karena penerangan yang kurang dan cerita tentang buaya yang ada di Segeram. Sudah seperti di film Anaconda rasanya karena tiap malam saya mendengar lolongan anjing dan suara berisik dari bawah TBM yang saya kira itu adalah buaya. Esok harinya adalah agenda kegiatan Inspirasi Nusantara, tentunya saya banyak menghabiskan waktu di TBM bersama anak-anak, mulai dari membaca buku, belajar menggambar, belajar melukis, dan belajar mewarnai. Anak-anak di Segeram ini sangat antusias ketika kegiatan TBM dilakukan, mereka merasa senang dan bahagia bisa belajar bersama saya dan tim, dan saya pun ikut senang. Di hari selanjutnya, saya mengikuti kegiatan Sehat Nusantara, saya hanya membantu tugas di stand farmasi. Karena kegiatan di TBM sudah selesai, jadi saya di hari ketiga itu dalam waktu yang sedang luang. Saya ikut Sehat Nusantara ini dengan tugas untuk memberikan obat pada pasien dan memberikan edukasi tentang obat yang saya beri. Dari kegiatan Sehat Nusantara ini saya berpikir bahwa rakyat Segeram membutuhkan pelayanan kesehatan yang layak dan tenaga kesehatan yang cukup. Setelah semua kegiatan selesai, pada tanggal 25 September 2019 itu semua relawan berpisah dengan Segeram, dan kembali lagi ke Ranai, tepatnya ke batalyon menggunakan speed boat jalur laut. Sampai di Pelabuhan Binjai, kami sudah dijemput dengan bus yang siap berangkat mengantar kami menuju Batalyon Komposit 1 Gardapati. Keesokan harinya, kami liburan dulu ke Alif Stone yang merupakan pusat wisata paling indah, pantai indah di ujung utara yang saya temui. Selepasnya, kami menuju bandara untuk pulang menuju Jakarta, 4 jam perjalanan menggunakan pesawat TNI AU. Setelah sampai di Jakarta, saya dan tim dari Kuningan bergegas pulang menuju Kuningan menggunakan travel. Akhirnya, saya dan tim tiba di Kuningan. 

​

Hal yang saya harapkan dari BN kedepannya yaitu terus menciptakan perubahan untuk tempat-tempat yang berada pada wilayah 3T, dan memberikan sebuah kepedulian sosial bagi tempat-tempat yang berada di wilayah 3T di Negara Indonesia.

bottom of page