Cerita Fransisca Pruwiwidadmi
Awal saya mengetahui kegiatan Bakti Nusantara ini adalah dari Abang Teguh Dwi Nugroho ketika saya diundang untuk ikut hadir di dalamnya. Sungguh saya sangat bersyukur mendapatkan undangan tersebut karena ada perasaan ingin tahu seperti apa sih rupa kegiatannya.
Dipandu oleh kak Meisya untuk pembelian tiket kereta dan pesawatnya, saya berangkat bersama ibu Tuti Iba (pamong TN). Dari Yogya, kami berangkat pada hari Rabu 22/6/2022 pukul 00.15 WIB dini hari. Lalu kami naik KA sampai Surabaya jam 04.15 WIB, dilanjut ke bandara Juanda Surabaya untuk naik pesawat ke Lombok. Kami tiba di bandara Lombok pukul 10.15 WITA dijemput Fauzan dengan minibus menuju ke komplek asrama tentara untuk absen kedatangan, kemudian diantar ke hotel Grand Legi. Sekitar pukul 19.30-22.00, saya mengikuti briefing dan perkenalan anggota YTBN dan mendengarkan rencana selanjutnya saat akan berkegiatan di Aik Mual nanti.
Pada hari Kamis 23/6/2022 pukul 07.30, dari hotel Grand Legi kami ke Aik Mual menggunakan mobil dari Dandim setempat. Dan setibanya di Aik Mual, kami bertemu relawan-relawan alumni TN yang langsung menyalami Ibu Tuti, Ibu Andras dan saya sendiri.
Kesan selama melihat aktivitas yang dilakukan adalah merasa kagum, bangga dan malu dengan diri sendiri karena yang saya lakukan selama ini untuk urusan sosial bagaikan sebutir debu dibanding YTBN. Jadi ada perasaan senang, bangga, haru, sekaligus rendah diri yang menjadi satu.
Saat melihat warga Aik Mual, saya merasa kagum dengan masyarakat di sana yang kehidupannya menyatu dengan alam, dengan kondisi apa adanya, dan itu sanggup mereka lakukan. Sungguh saya merasa malu setelah mendengarkan cerita Pak Mawardi (kepala dusun sebelumnya) tentang suasana kehidupan di Aik Mual.
Salah satu momen yang berkesan adalah saat melihat kegiatan yang dipimpin oleh kak Kiki yang memberi pembelajaran kerajinan.
Saat berinteraksi dengan warga di Aik Mual, saya mendengar salah satunya dari kepala sekolah MI (tidak ingat namanya), beliau sangat senang karena mendapat bantuan untuk bangunan sekolah, sumur, dan puskesmas pembantu plus. Terucap kalimat semoga masyarakat di sini bisa hidup lebih baik. Kebetulan kepsek tersebut adalah salah satu putra pak Mawardi.
Dari Pak Mawardi, kata beliau semua ini terjadi karena bapak dokter Aryo Saloko. Beliau merasa senang dan bangga dan tidak merasa rugi meskipun lahan yang dipakai sebagian besar adalah miliknya. Pak Mawardi juga berharap ada salah satu cucunya kelak bisa bersekolah di Yogya, dan Pak Mawardi berkata akan menjaga dan memelihara apa yang telah diberikan oleh YTBN.
Melihat bagaimana kegiatan Bakti Nusantara berjalan, sungguh saya merasa sangat terharu dan bangga sekali dengan YTBN. Para relawan pun menunjukkan kolaborasi yang luar biasa. Satu dengan yang lain saling memperhatikan dengan bertanya apakah sudah makan, bisa tidur, sehat dan lain-lainnya.
Salah satu momen berkesan adalah setiap berjumpa dengan abang Teguh Dwi & bang Aryo Saloko, karena selalu menanyakan, “Ibu sehat?” “Semoga selanjutnya YTBN ke Adonara.”
Jika menyebut Adonara, haru mau nangis, sebab jadi ingat Pak Goris yang waktu masih hidup selalu nelpon-nelpon bang Teguh Dwi. Dan setelahnya, Pak Goris bilang ke ibu, "Mam, semoga anak-anak bisa membantu pembuatan saluran air di Adonara.”
Setiap ada perkembangan yang disampaikan tentang komunikasi dengan pastor ataupun tim pelaksana dari YTBN, terlihat wajah Pak Goris senang sekali, baik dari bang Teguh Dwi ataupun bang Cholid. Jadi nangis nih…
Bersama Ibu Tuti & Ibu Andras yang selalu menceritakan peran dan aktivitas abang kakak baik yang di YTBN dan keluarga Ikastara, saya merasa sangat tertinggal jauh bersosialisasi, berbudaya, berbangsa dan bernegara. Meskipun saat abang dan kakak berpendidikan di SMA TN, saya melihat proses pembentukannya dan mendengarkan keluh kesah abang kakak saat itu.
Abang kakak memang bermental baja, tangguh, siap dibentuk. Luar biasa abang kakak menangkap misi visi dari SMA TN, bahkan mengembangkan dan menyumbangkannya demi NKRI.
Kepada para relawan, khususnya abang kakak pengurus YTBN, lanjutkan...gaspoll!! Seperti harapan bapak Menkes bahwa perekonomian yang tangguh, masyarakat yang sehat akan mendorong kemajuan suatu bangsa dan negara untuk mewujudkan damai dan sejahtera.
Fransisca Pruwiwidadmi (Yogyakarta)
Ibu Pamong (istri almarhum Bapak Goris)
FB:
IG: