top of page

Cerita Hermawan Bayu Ardhyaputra Kuncoro

Acok.png

Perkenalkan nama saya Hermawan Bayu Ardhyaputra Kuncoro, biasa dipanggil Acok. Saya masih berstatus mahasiswa aktif di UPN Veteran Yogyakarta dan sedang menyelesaikan studi Sarjana 1 jurusan Manajemen. Keseharian saya sebagai mahasiswa tidak jauh berbeda dengan mahasiswa pada umumnya. Kuliah pulang, kuliah pulang.Mungkin karena sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir, intensitas berada di kampus mulai berkurang. Pada masa kuliah ini, saya mencoba memaksimalkan waktu yang saya miliki untuk mencari apa sih sebenarnya “ikigai” saya. Ikigai adalah suatu filosofi Jepang untuk membuat hidup lebih bermakna. Konsep yang menurut saya menarik, dengan menggabungkan empat elemen yaitu bidang yang disukai, keahlian yang dimiliki, sesuatu yang dibutuhkan masyarakat dan kegiatan yang mendatangkan pendapatan. Ketika keempat elemen tersebut digabungkan, maka terbentuklah Ikigai yang menjadi tujuan hidup. 

​

Banyak dari kegiatan yang saya ikuti, berawal dari coba-coba. Saya merasa, keisengan akan mendorong diri saya keluar dari zona nyaman dan mempelajari hal-hal baru. Dengan perkembangan zaman yang semakin cepat, saya berpikir bahwa setiap individu diharuskan untuk lebih cepat beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia ini. #IsengAjaDulu mungkin jadi semangat awal saya melakukan hal baru. Salah satu kegiatan yang saya ikuti dengan landasan keisengan adalah desain. Berawal dari ajakan teman untuk menjadi bagian dari kepanitiaan event kampus, saya menjadi seksi publikasi,dekorasi dan dokumentasi. Sejak saat itu, saya mulai tertarik dengan dunia desain digital dan fotografi.  

​

Tidak salah lagi, Bakti Nusantara juga merupakan kegiatan yang saya ikuti berdasarkan keisengan. Berawal dari sebuah pesan singkat dari teman saya, Dimas Sri, memberitahukan bahwa ada abang yang sedang mencari tim media untuk kegiatan Bakti Nusantara. “Wah, boleh juga nih ikutan BN. Kayaknya seru.” Sekelebat yang terlintas dipikiran saya waktu itu. Saya bergabung dalam tim Media Nusantara.  Melalui keahlian saya, saya berharap dapat berkontribusi kepada tanah air melalui kegiatan ini. 

​

Bakti Nusantara Natuna menjadi perjalanan kedua saya keluar dari Pulau Jawa. Suatu pencapaian baru dalam hidup saya, bisa pergi ke salah satu daerah terdepan di Indonesia yang berada di tengah-tengah Laut Cina Selatan. Semangat dari para relawan sudah saya rasakan sejak saya sampai di mess Pringgondani, Jakarta. Pada malam hari, satu persatu relawan pun memperkenalkan diri di ruang makan. Tidak hanya dari Ibukota, para relawan datang dari berbagai macam daerah dan juga berbeda profesi. Hal ini membuat saya takjub bahwa semangat gotong royong yang dibawa sangat kuat. Semangat kepedulian untuk menolong sesama. Semangat membangun Indonesia.  Sebuah kalimat pada Tri Prasetya Siswa yaitu “Dimanapun berada, memberikan karya terbaik bagi masyarakat bangsa, negara dan dunia”, selalu mengingatkan saya untuk selalu melakukan hal yang terbaik pada setiap tugas yang dilakukan. 

​

Ketika sampai di Natuna, Bang Teguh berpesan kepada saya untuk dapat mendokumentasikan setiap kegiatan dan juga orang yang terlibat didalam kegiatan tersebut. Saya pun merasa bahwa ini adalah suatu bentuk kontribusi yang bisa saya ikut berikan kepada Bakti Nusantara, meski saya tidak terlibat aktif dalam kegiatan utama Bakti Nusantara. Saya berharap setiap jepretan foto yang saya ambil dapat memberikan suatu kenangan kepada masing-masing relawan tentang Kampung Segeram dan kegiatan Bakti Nusantara 2019: Menerangi Desa Segeram ini. 

​

Banyak sekali hal baru yang saya dapat di BN ini. Suatu kehormatan bagi saya untuk dapat mengenal teman-teman relawan beserta pengalaman yang luar biasa. Saya melihat bahwa kegiatan ini dapat menjadi lebih berskala besar melalui semangat gotong royong masyarakat Indonesia, tanpa  membedakan baik suku, ras dan agama. Bakti Nusantara menjadi wadah orang-orang hebat lainnya untuk bersatu membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi, terutama yang berada di daerah 3T. Semoga Bakti Nusantara terus dapat menjadi garam dan terang bagi Indonesia. 

bottom of page