top of page

Cerita Immanuela I. Wulandari

KHU07562_edited.jpg

Awal mula saya mengenal YTBN adalah dari seorang teman. Sebelum mengenal YTBN, saya juga memiliki gerakan sosial donasi buku (@ruang.baca) untuk taman baca di pelosok Indonesia, namun program tersebut berhenti karena tidak ada support pengiriman dari pemerintah. Selanjutnya saya berkenalan dengan Bang Teguh dan berkolaborasi dengan BN untuk mengirimkan donasi buku. Begitu selanjutnya mengalir rasa persaudaraan hingga saat ini untuk terus membantu sesama di daerah 3T.

Saat menuju hari keberangkatan, saya sedang menjalankan praktik profesi untuk studi saya. Saya hanya berharap bisa menyelesaikan praktik sebelum keberangkatan ke Aik Mual. Puji Tuhan, Tuhan masih memberikan kesempatan untuk bisa menyelesaikan tepat 2 hari sebelum berangkat ke Aik Mual. 

 

Awalnya saya bingung mau berangkat dengan siapa. Saya berpikiran untuk berangkat ke Jakarta dulu supaya bisa bersamaan dengan teman-teman. Maklum, perjalanan ini merupakan perjalanan terjauh saya seorang diri. Namun akhirnya saya menemukan kak Vike yang juga sama-sama berangkat dari Semarang. 

 

Kami berdua berangkat naik kereta ke Surabaya. Ada kejadian menegangkan, kami berangkat pukul 00.44 WIB, namun ternyata kak Vike datang terlambat. Saya sudah menunggunya di stasiun. Sampai pada pengumuman keberangkatan, kak Vike masih belum datang, hingga akhirnya saya memutuskan naik kereta terlebih dahulu. Pada saat kereta sudah berjalan, kak Vike masih belum masuk ke gerbong saya. Ternyata 5 menit berlalu, kak Vike bisa menyusul untuk duduk bersama saya. Hampir saja saya berangkat seorang diri hehehe. Namun Puji Tuhan, kurang dari 1 menit kereta berangkat, kak Vike masih bisa naik kereta. Lagi-lagi saya masih dapat kesempatan berangkat bersama teman sesuai rencana. 

 

Setelah sampai di stasiun Turi Surabaya, rencana semula saya dan kak Vike akan dijemput oleh kak Tata. Namun karena saya lupa menghubunginya kembali di H-1, kak Tata pun ternyata juga lupa untuk menjemput sesuai rencana semula. Saya merasa deg-degan, karena sebenarnya kami harus menjemput Ibu Pamong (Ibu Tuti dan Ibu Gorys) di stasiun Gubeng. Rasanya takut kalau tidak jadi menjemput mereka sesuai rencana awal. Maklum, mereka tamu VIP hihi. Setelah menelepon kak Tata berkali-kali namun tidak diangkat, saya memberanikan diri menelepon Ibu Tuti untuk meminta maaf dan mengarahkan beliau untuk naik GoCar ke Bandara. Beruntungnya, mereka sangat dapat menerima dan bersedia berangkat ke Bandara secara mandiri.

 

Pada saat naik pesawat juga merupakan pengalaman pertama saya. Rasanya sungguh menyenangkan dan juga mendebarkan, tapi sungguh bahagia. Terima kasih BN! Saya jadi bisa punya pengalaman naik pesawat hihi.

 

Saat datang di mess, saya merasa senang dan deg-degan karena akan bertemu banyak teman-teman BN yang sudah kenal sejak lamaaa tapi belum pernah bertatap muka. Saya hanya pernah bertemu bang Teguh, bang Huda, kak Mei, kak Reimi dan kak Ratu sebelumnya. Jadi sangat excited untuk bertatap muka langsung dengan teman-teman BN. Ternyata semua pada ramaahhh! Senang sekaliii.

 

Perasaan yang muncul saat sampai di Aik Mual adalah terharu dengan abang kakak pejuang BN. Sungguh luar biasa bisa berkarya di daerah 3T yang sulit sekali akses masuknya. Saya merasa malu juga apabila masih sering mengeluhkan keadaan saya, karena masih banyak saudara kita yang memerlukan bantuan.

 

Kegiatan yang paling berkesan adalah saat kegiatan mendongeng. Sangat terharu melihat kebahagiaan adik-adik dalam mendengarkan dongeng. Kakak fasilitator (Kak Mahmud) keren bangeett mendongengnya. Adik-adik sangat antusias dan masih mengingat nilai-nilai dari cerita dongeng. Sampai hari ketiga saya di sana, adik-adik masih sering menceritakan dongeng dari kak Mahmud. Betapa hebatnya kekuatan mendongeng untuk anak-anak.

 

Saya melihat anak-anak banyak yang tidak memakai sepatu dan kaos kaki yang tidak layak, namun di balik itu semua, ada semangat dan harapan yang terpancar dari mata mereka. 

 

Saya melihat ada haru di mata Pak Mawardi, bapaknya pak Multazam (Kadus Aik Mual) saat akan berpisah dengan kami. Berkali-kali beliau mengucapkan terima kasih atas kehadiran kami. Saya melihat betapa bahagianya mereka akan kehadiran kami di tengah mereka.

 

Beberapa hari berkegiatan bersama relawan YTBN, luar biasa! Banyak teman-teman yang menginspirasi. Terima kasih untuk Bang Aryo yang terus menularkan semangatnya sejak masa persiapan. Dari cerita-cerita di grup WA pun sudah membuat saya kagum dengan bang Aryo. Ketika hadir secara langsung, semakin banyak abang kakak yang menginspirasi dan semakin menambah semangat untuk berbagi.

 

Di antaranya ada kak Indri. Semangat dan jiwa sosialnya sungguh besar. Di balik pekerjaan yang padat sebagai karyawan rumah sakit, beliau terus mengajar dan berbagi melalui komunitas sosialnya. Saya menitipkan adik-adik di AIk Mual untuk bisa dikunjungi oleh kak Indri dan komunitas 3L, khususnya untuk kegiatan literasi dan pendidikan.

 

Semoga Bakti Nusantara terus dapat menjadi saluran berkat untuk sesama. Semoga keberlangsungan program di daerah binaan dapat terus termonitor dan terlaksana sesuai kebutuhan masyarakat.

 

Immanuela I. Wulandari (Semarang) - Inspirasi Nusantara

Mahasiswi S2, Psikologi Klinis, Freelance Terapis Anak

IG : @immanuelawulan

bottom of page