top of page

Cerita Indriana Mitra Sari

KHU07256.JPG

Awal mula saya mendengar tentang kegiatan Bakti Nusantara ini adalah dari Instagram dan teman. Salah satu hal yang membuat saya penasaran adalah karena aksi-aksi dari kegiatan ini ke daerah 3T. 

 

Karena saya berasal dari Lombok Timur, saya berangkat menggunakan motor menuju mess perwira Yonif 742/SWY. Dari mess, kami berangkat bersama abang kakak relawan ke Aik Mual menggunakan truk TNI. 

 

Saat pertama kali bertemu dengan para relawan, yang jelas pertama merasa asing ya. Tapi karena saya urat malunya agak kendor, jadi SKSD aja biar suasana cair hehe. 

 

Ketika pertama kali tiba di Aik Mual, yang jelas merasa kaget dengan medan daerah yang dijuluki 3T itu, karena memang 3T. Dan ketika mulai berinteraksi dengan masyarakat di sana, saya mulai sadar bahwa mereka sedang menunggu kedatangan kita dengan banyak harapan untuk kemajuan daerah mereka yang dikelilingi bukit.

 

Kegiatan yang berkesan tentunya banyak sekali, mulai dari mengenal teman-teman satu sama lain, nyanyi-nyanyi bersama relawan, bermain bareng adik-adik yang sangat antusias saat saya mendongeng, bercerita tentang profesi, mendengar cerita-cerita dan harapan adik-adik beserta orangtuanya sambil nangis-nangis di pundak saya, sampai ada adegan tenda terbang di tengah saya sibuk wara-wiri menyiapkan proyektor haha. Ahhhh, banyak sekali pokoknya haha.

 

Salah satu momen berkesan saat berinteraksi dengan warga Aik Mual adalah ketika saat beberapa ibu-ibu berkumpul (sekitar 4 orang ibu-ibu) di sebuah berugak atau gazebo bersama saya sebelum saya mandi. Mereka mengharapkan anak-anaknya bisa seperti kakak-kakak relawan yang datang, sukses dan tidak menikah setelah selesai sekolah. Dan mereka mengatakan bahwa akan lebih berusaha bekerja keras jika anaknya ingin sekolah. Mereka berharap kakak-kakak relawan bisa sering datang ke tempat mereka untuk menginspirasi dan memotivasi adik-adik di sana. Ada yang sampai menangis sambil menggenggam tangan saya. Sayangnya saya lupa nama ibu itu.

 

Oh iya, satu lagi momen berkesan saya saat berinteraksi dengan adik-adik yang saat itu duduk di kelas 3-4 yang dimana ketika saya pertama kali menghampiri dan berkenalan dengan mereka, mereka awalnya terlihat canggung. Dan kemudian saya mulai bertanya-tanya tentang keseharian dan sekolahnya. Keseharian mereka random saja, sekolah, makan dan main bersama teman-teman di halaman sekolah. 

 

Dan saat saya tanya cita-citanya apa? Mereka menjawab ‘merarik’ atau menikah karena yang mereka tahu sehabis sekolah ya menikah 😅. Sontak dong saya kaget dan mulai mengambil hati mereka dengan menceritakan beberapa profesi dengan santai. Tapi hal itu malah membuat mereka tertegun dan semakin penasaran tentang profesi yang saya sebutkan. 

 

Sekitar setengah jam saya berinteraksi dengan mereka sambil memotong kuku mereka yang panjang dan hitam, yang dengan senang hati menjulurkan jarinya untuk saya bersihkan. Si adik bilang, “Ndak ada ginian di rumah saya.” (menunjuk alat potong kuku yang saya bawa). Terus saya tanya lagi, “Kalau potong kuku pakai apa?” Si adik jawab, “Saya gigit gigit.” Dan saya cuma bisa senyum sambil saya jelaskan dengan gerakan-gerakan kalau di dalam kuku yang hitam ini ada banyak kuman yang tidak terlihat dll sambil bercerita profesi atau cita-cita. Karena mereka masih tabu dengan istilah profesi, maka saya ganti dengan cita-cita. Mereka paling suka saat saya menyebutkan profesi entrepreneur yang dimana bisa punya kantor sendiri dan menghasilkan banyak pundi-pundi rupiah. 

 

Pas saya tanya kalau punya uang banyak mau ngapain, salah satu dari mereka ingin membeli rumah untuk ibunya. Saya tanya di mana rumahnya, si adik menunjuk rumah di atas bukit yang tak terlihat dari tempat kami duduk. Yang jelas mereka suka diajak berbicara, mendengar cerita mereka, apa yang mereka lakukan hari itu dan banyak lagi.

 

Setelah saya bercerita tentang berbagai macam profesi atau cita-cita, saat mereka ditanya tentang cita-cita mereka oleh kakak-kakak yang lain, saya mendengar mereka mulai mencoba mendeskripsikan mereka mau menjadi apa karena mereka kadang masih suka susah menyebutkan macam profesinya.

 

Saat akan meninggalkan Aik Mual, saya merasa haru atau bisa dibilang menangis dalam hati. Yang biasanya saya ribut di perjalanan, saat meninggalkan desa sampai daerah perbatasan, saya hanya diam sambil memperhatikan dusun tersebut, sambil berdoa dalam hati semoga segera bisa kembali membawa warna baru, ilmu baru, inspirasi baru untuk adik adik dan warga di sana.

 

Dan dalam kegiatan Bakti Nusantara ini, saya bersyukur karena dipertemukan kepada rekan-rekan relawan yang luar biasa, di mana semuanya baik dan ramah 😊.

 

Ada Fida dan Fauzan yang mengukir cinta, yang sama-sama menurut saya perasaannya bertepuk sebelah tangan... ehhh ehhh gimana tu maksudnya? Hahah. Bang Awo (si lupa Pancasila), bang Fauzan (si imut banyak fans), Pak Dudung (pemersatu bangsa), Pak Herman (si kocak), Dessya (si cantik yang selalu care), kak Wulan (partner setiap kegiatan Inspirasi), Kak Putri (yang selalu cerita tentang TN), Kak Titis (si sibuk, tiap ketemu nyari proyektor), Kak Mei (si operator yang sering banget dicari), Kak Egi (si ngelaptop dan nenteng berkas), Kak Adel (si katanya putri Indonesia), Kak Vike (si mandiri dan paling sibuk pegang Pustu), Bang Andito (Si mentor sampah dan paling sigap ke sana kemari), Bang Teguh (tapi bukan Mario Teguh hehe si motivator teman teman relawan karena narasinya bagus bagus haha), Bang Alif (Si diam banyak kerja), Bang Aan (si temen ngevlog), Kak Eta (si Bu dokter yg suka ngomong kayak penyiar haha karena suaranya tertata haha), Bang Remi (si sibuk ngurus nasi kotak buat temen-temen yang lain dan foto nasinya), Bang Dimas (si yang selalu berpapasan bilang "mau dibantuin foto kak?”), bang Gunawan (si ramah dan selalu bantuin kalau lagi ambil angle foto), Kak Sri (yang selalu menjadi Kakak, yang selalu disebut abang kakak), Kak Ratu (si diam yang punya kekuatan besar pas ngangkat ngangkat), Bang Aryo (yang selalu menjadi yang dikagumi kakak-kakak relawan dalam diam karena wibawanya), kak Kiki (kakak yang bantu buat kerajinan dan suka bilang sini aku fotoin haha), Bang Assed (yang paling sibuk, 11:12 sibuknya ama bang Awo), kak Ros (yang selalu ngasih semangat buat kita kita). Ahhhhhh… saya suka lupa nama tapi kalau wajah saya ingat banget haha, maklum faktor U kali yak 😅

 

Sebagai penutup, satu kata untuk kegiatan Bakti Nusantara: Lanjutkan!

 

Indriana Mitra Sari (Lombok Timur) - Inspirasi Nusantara 

Akuntan 

IG: @indriana_mitra_sari

bottom of page