Cerita Muhammad Firman Nuruddin
Awal saya mendapat informasi mengenai kegiatan Bakti Nusantara adalah dari Instagram Abang Kakak relawan yang pernah bergabung dalam kegiatan BN tahun sebelumnya. Tepat sehari sebelum penutupan pendaftaran, Bang Teguh membagikan broadcast pendaftaran relawan di group WA. Dari link tersebutlah saya mendaftar.
Melihat kiprah BN dari tahun ke tahun dalam upaya membantu menyelesaikan berbagai persoalan fundamental di daerah 3T mulai dari permasalahan: kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, membuat saya tertarik untuk mengenal BN secara lebih lanjut.
Beberapa hari sebelum pendaftaran, berbagai informasi saya kumpulkan mulai dari media sosial BN hingga berbagai cerita Abang Kakak Relawan. Sampailah saya pada suatu titik, semacam momen ilham, bahwa ini merupakan salah satu event yang dapat menjadi sarana untuk saya belajar berkolaborasi dengan orang-orang baik dari berbagai sektor untuk berusaha berbuat sesuatu demi membantu saudara-saudara di daerah 3T. Keyakinan untuk bergabung dalam kegiatan BN diperkuat dengan momen BN yang bertepatan dengan masa paska pengerjaan skripsi sehingga dapat menjadi bagian masa healing untuk saya.
BN 2021 Aik Mual juga menarik minat saya karena momen yang dapat saya gunakan untuk memahami lebih lanjut kondisi kehidupan dan sosial saudara sebangsa di daerah.
Perjalanan ke Aik Mual yang saya lalui berawal dari Bandung. Diawali dengan drama reschedule pesawat kala itu yang membuat saya cukup bekerja ekstra karena harus mengatur ulang jadwal interview studi lanjut. Betapa sangat bersyukur karena profesor calon pembimbing saya memahami kondisi perjalanan waktu itu sehingga akhirnya saya dapat sampai di Lombok dengan tenang, baru setelahnya mengikuti sesi interview online.
Secara lebih rinci perjalanan saya diawali dari Bandung pukul 01.00 dini hari ke Bandara Soekarno Hatta. Kemudian saya menunggu waktu keberangkatan sekitar pukul 11. Sewaktu menunggu di Bandara, saya kemudian bertemu dengan relawan-relawan (Pak Dudung, Kak Titis, Kang Zeze, Kang Imam, Kak Shree dll). Sesampainya di Bandara Lombok, rombongan sudah disambut oleh Bang Fauzan. Perjalanan dari bandara ke tempat menginap hari pertama, dilalui dengan menaiki bus dari Brimob. Sepanjang perjalanan saya berkenalan dan ngobrol dengan Kak Galih.
Kesan sejak awal sampai di daerah kegiatan BN kemudian berkenalan dengan para relawan adalah sangat terasa semangat kolaborasi dan keceriaan. Ini merupakan kali pertama saya bergabung dengan kegiatan BN, namun sambutan dari para relawan baik yang sudah lama maupun baru, semua amat ramah. Relawan dari berbagai latar belakang profesi berkumpul di sini dan membawa warna-warna menarik. Saya sungguh bersyukur mengenal Abang Kakak relawan dan belajar dari masing-masing selama kegiatan. Inilah praktik gotong-royong yang genuine.
Dusun Aik Mual terletak di daerah yang dikelilingi bukit sehingga medan yang harus dilalui untuk sampai ke daerah tersebut dapat dibilang amat ekstrem. Kondisi Aik Mual saat saya tiba waktu itu bertepatan dengan hari yang sangat terik serta kami disambut dengan hembusan angin yang bertiup cukup kencang. Anak-anak yang berlarian dengan ceria serta Bapak Ibu Guru yang sudah menanti di lokasi acara membuat saya begitu semangat. Benar-benar momen yang berkesan ketika melihat keceriaan anak-anak Aik Mual.
Selama kegiatan BN banyak momen berkesan. Salah satu yang paling membekas bagi saya adalah ketika membantu di Kemah Perdamaian untuk kegiatan anak-anak pramuka siaga.
Kegiatan kami waktu itu seharusnya hanya dari pagi hingga sebelum Jumat. Namun, anak-anak kelompok pramuka siaga menunjukkan antusiasme yang begitu tinggi, sampai-sampai terus mengikuti kegiatan hingga ikut berkemah. Siang hari yang begitu panas tak membuat semangat mereka untuk bermain dan belajar bersama kakak-kakak pramuka surut.
Di momen tersebut, saya belajar tentang inisiatif dan kreativitas. Kaka-kakak Pramuka yang awalnya tidak menyiapkan materi untuk adik-adik siaga, akhirnya menemukan beberapa ide permainan yang menyimpan sisipan pelajaran. Inilah hal menarik ketika apa yang terjadi di lapangan seringkali sangat dinamis. Saya belajar untuk merespon segala perubahan dengan tetap ceria dan enjoy. Bergabung dengan tim pramuka ini benar-benar mengajari saya tentang tak ada rotan akar pun jadi serta membuka perspektif baru bagi saya.
Di sela-sela kegiatan, saya sempat berkeliling ke beberapa rumah warga. Salah satunya ke rumah keluarga Ina Aisyah. Masih ingat betul saat itu saya dan Kang Zeze berbincang dengan Ina Aisyah terkait kondisi Dusun Aik Mual dari dulu hingga saat ini. Beliau bercerita tentang rasa syukur saat ini untuk bersekolah cucu-cucunya tidak terkendala karena ada sekolah yang dibangun oleh BN. Sembari berbincang, saya dang Kang Zeze disuguhi kopi hitam khas Dusun Aik Mual. Sungguh momen yang begitu jarang saya rasakan.
Sesaat sebelum meninggalkan lokasi kegiatan, ada rasa berat hati sudah harus berpisah dengan masyarakat Aik Mual, terutama berpisah dengan adik-adik yang begitu ceria. Tiga hari di Aik Mual tentu hanya sedikit yang bisa saya lakukan, namun di saat yang sama ternyata kesan baik telah tertoreh baik di masyarakat. Saya sempatkan berpamitan dengan beberapa warga seperti Pak Kadus dan Pak Muladi, seorang sesepuh Dusun. Ketika berpamitan tersebut, ada momen haru dan doa baik yang disampaikan oleh warga untuk kami.
Saya bersyukur dapat mengenal dan bekerjasama dengan Abang Kakak relawan di YTBN. Meski saya tidak sempat mengobrol panjang dengan semua relawan, namun dari berbagai aktivitas bersama dan diskusi yang terjalin selama kegiatan telah membentuk keyakinan bahwa Abang Kakak yang bergabung di YTBN ini merupakan orang-orang baik. Saya banyak belajar dari berbagai inisiatif serta cara kerja abang kakak selama di Aik Mual.
Waktu itu hari pertama kami tiba di Aik Mual. Ketika masing-masing relawan mengerjakan bagian tugasnya, saya melihat teman-teman dari UII melakukan kegiatan yang begitu membuka pandangan saya. Dalam pembagian tugas memang tidak ada seksi kebersihan, namun teman-teman dari UII dengan sigap ketika melihat kondisi toilet di samping mushola Aik Mual yang amat kotor, langsung bergotong-royong untuk membersihkan. Tak hanya itu mushola, tempat kami solat pun tak luput dibersihkan oleh tim dari UII. Kondisi toilet yang awalnya begitu kotor, berubah menjadi sangat bersih dan nyaman untuk digunakan. Aktivitas yang mungkin tak banyak diperhatikan, tapi bagi saya apa yang dilakukan oleh teman-teman UII ini betul-betul bentuk kebaikan yang patut diapresiasi. Terima kasih Tim UII (Pak Herman, Kak Fathin, Pak Gugun, dkk).
Kembali saya mengucapkan terima kasih untuk abang kakak relawan semua atas pelajaran berharga selama BN 2021 Aik Mual. Saya berharap YTBN ke depan dapat terus menjaga semangat untuk membantu "Membangun Jiwa dan Badan untuk Indonesia raya." Saya percaya betul jika niat dan upaya mulia ini akan menumbuhkan berbagai optimisme dan kebaikan yang sustain. Semoga kegiatan BN yang akan datang juga makin banyak mencipta dampak.
Muhammad Firman Nuruddin (Magelang) - Inspirasi Nusantara
Asisten Peneliti Kelompok Keahlian Oseanografi ITB
FB: Firman Nuruddin
IG: @firmannuruddin22
LinkedIn: Muhammad Firman Nuruddin