Cerita Teguh Dwi Nugroho
Awal mula saya mengetahui tentang kegiatan Bakti Nusantara adalah dari Bang David Ratadhi dan Bang Aryo Saloko. Mengapa saya memutuskan bergabung di YTBN? Karena saya ingin memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
Waktu itu mulai ikut BN di 2017. Sejak September 2016, saya sudah berada di Kefamenanu. Baru selesai pendidikan di RSUP Sanglah / FK Unud dan menjadi satu-satunya dokter spesialis bedah di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Semangat yang tinggi untuk berbuat lebih terhadap Indonesia dan lingkungan saya saat itulah yang menggerakkan saya bergabung di YTBN. Saya ingat waktu itu saya mencari-cari apa yang bisa saya lebih lakukan untuk Indonesia. Saya berulang kali menanyakan kepada DanSatGas RI - RDTL sektor barat saat itu, Bang Ghofar Ngismangil tentang apa yang bisa kita lakukan di daerah ini. Semangat itu disambut dengan tawaran dari Bang David dan Bang Aryo untuk melakukan Bakti Nusantara di Kefamenanu, yang selanjutnya menjadi perjalanan manis dan panjang bagi saya untuk berbakti kepada Indonesia tercinta.
​
Saya memesan tiket cuma 2 hari sebelum berangkat ke Lombok. Alasannya mepet beli tiket karena mau memastikan jadwal ujian dan juga kondisi di departemen bedah vaskular RSCM apakah memang bisa izin atau tidak untuk ikut kegiatan ini, maklum masih anak sekolah dengan segala keterbatasannya.
Saat itu saya sendiri (tidak dengan rombongan BN) naik Batik Air dari Jakarta ke Lombok di tanggal 22 Juni. Sampai di Lombok, langsung bertemu dengan Bang Dessy dan rombongan lain dari Jakarta. Langsung naik bis Polda ke batalyon 742 deh dan langsung seru-seruaaaann.
Saat tiba di Lombok, saya sadar bahwa saya ada sepenuhnya baik raga maupun jiwa saya. Saya siap bantu, apa saja yang dibutuhkan agar acara BN 2021 Aik Mual ini berjalan lancar. Sebelum sampai di Lombok, saya masih harus membagi jiwa dan fokus ke vaskular dan juga kegiatan-kegiatan pokok saya lainnya. Tetapi begitu tiba dan bertemu dengan para relawan, saya menyadari bahwa saya ada 100% untuk BN. Perasaan bahagia dan rindu yang terobati setelah 2019 terakhir berkegiatan bersama relawan ternyata sebesar itu.
Awalnya saat sampai di atas bukit dan melihat langsung ke pustu nya, wooow, benar-benar bagus dan tidak ada bangunan lain yang terlihat sama besar dan bagus. Begitu sampai di Aik Mual, memang Pustunya menjadi bangunan yang sangat bagus, apalagi begitu berjalan masuk di dalamnya, luar biasa. Benar-benar perasaan syukur yang membuncah yang ada di hati, bahwa jerih-payah dan begitu banyak waktu yang diluangkan bersama memang menjadi hal yang sedemikian baiknya untuk daerah Aik Mual. Tidak hanya Pustu, tetapi juga fasilitas air bersih.
Saya tidak mengikuti secara lengkap satu kegiatan kecil, tapi ada saja momen-momen kecil yang berkesan, salah satunya adalah kelucuan dari Bang Ricky saat tidur bersama di barak laki batalyon yang membuat Bang Andito tertawa terbahak-bahak tidak bisa berhenti. Wah, momen yang langkaa dan menyenangkan. Bahkan saya sudah lupa waktu itu bercanda tentang apa, tapi saya masih teringat bagaimana bahagianya Bang Andito saat itu, dan bahagianya menular doonngg.
Di Aik Mual, saya melihat bagaimana kebaikan hati dan keaktifannya keluarga Pak Multazam, kepala dusun Aik Mual. Bagaimana Pak Multazam, Pak Iskandar (Kakaknya, kepala MT), bahkan Pak Mawardi (Bapaknya) selalu berkeliling membantu apa saja yang kami butuhkan saat itu di Aik Mual dari pagi sampai tengah malam. Sungguh mereka adalah orang-orang luar biasa yang doanya sampai membuat kami se-Nusantara datang dan membantu di Aik Mual. Saluuut!
Saat akan meninggalkan Aik Mual, hadir perasaan bahagia dan bangga. Dan berkegiatan bersama para relawan selama beberapa hari itu membuat muncul perasaan yang selalu sama dengan kegiatan-kegiatan BN sebelumnya, yaitu bagaimana orang-orang yang datang adalah orang yang baik hati, dengan hati seluas samudra, yang punya keberanian dalam hidup untuk memutuskan datang menjadi relawan. Saya yakin dan akan bawa dalam doa bahwa semua relawan akan menjadi orang yang sukses di bidangnya masing-masing.
Dan salah satu cerita yang menyentuh adalah kisah dari kakak-kakak Pramuka tentang Husna, salah seorang anak di Aik Mual yang walaupun memiliki keterbatasan namun tidak kalah semangatnya dengan teman-temannya yang lain.
Bagi saya, Bakti Nusantara selalu memberikan pelajaran hidup. Pelajaran hidup yang selalu saya imani untuk membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik. Terutama di BN kali ini, pelajarannya berbeda dengan sebelumnya, bahkan spesial untuk saya. Semoga saya menjadi pribadi yang lebih baik. Baik hatinya, baik dan jernih pikirannya, sopan tutur katanya, ramah perbuatannya, dan patut tingkah lakunya kedepannya. Amiinn.
Semoga YTBN ke depan akan semakin solid timnya, berarti orangnya dan sistemnya makin rapi, makin besar manfaat yang diberikan kepada Indonesia, terutama pada daerah yang dituju, makin dikenal banyak orang, terutama anak muda Indonesia, dan makin bisa menonjolkan kerelawanan di Indonesia, dengan modal besar bangsa ini menjadi bangsa besar di dunia: GOTONG ROYONG.
​
Teguh Dwi Nugroho (Jakarta) - Ketua Yayasan Tunas Bakti Nusantara
Dokter spesialis bedah
IG : @teguh.dn
​
​
​